Nama Pengarang : Mira W.
Tahun Terbit : 2009
Oleh : QismatunNihayah
Kezia
namanya, ia tumbuh menjadi wanita yang gemuk.
Ibunya keras. Ia mengatur keluarganya dengan keras. Ibunya memiliki
aturan-aturan yang tidak boleh dilanggar oleh anggota keluarga. Kezia anak
tunggal. Ibunya mengekangnya bermain dengan bebas. Ia selalu dijaga ketat untuk
selalu di rumah, dan tidak boleh telat makan. Ibunya tidak ingin mempunyai anak
yang kurang gizi. Oleh karena itu Kezia dijejali makanan bergizi setiap hari
tanpa boleh bermain dengan dunia luar. Kezia tumbuh menjadi wanita gemuk dan kuper
(kurang pergaulan). Semasa SMA ia menjadi bahan ejekan teman-temannya. Ia culun,
juga gemuk. Ia membenci ibunya. Ibunya yang sok perfectionis menjadikan Kezia dan ayahnya terkekang. Suatu ketika
ayahnya ketahuan selingkuh. Ibunya marah dan tidak akan memaafkan ayahnya.
Akhirnya mereka bercerai. Atas perceraian tersebut Kezia sama sekali tidak membenci
ayahnya. Ia merasa ibunya yang salah tidak pernah memberikan kebebasan kepada
ayahnya.
Suatu
hari saat Kezia masih kecil, Kezia pernah menyelinap di mobil ayahnya saat
ayahnya berkunjung untuk menemui Kezia namun diusir oleh ibunya. Ia bosan
dengan lingkungan rumah yang selalu dikekang oleh ibunnya. Ayahnya kaget saat
ia sampai di rumah dan Kezia mengikutinya masuk rumah dari belakang. Ayahnya
langsung mengantarnya untuk pulang, karena jika ketahuan ibunya pasti Kezia dimarahi.
Tapi Kezia menolaknya. Ia ingin tinggal bersama ayahnya. Ayahnya pun mengizinkan
Kezia untuk menginap sehari di rumahnya. Ibu tiri Kezia begitu lembut. Kezia
memaklumi jika ayahnya hidup tentram bersama ibu tirinya. Tidak seperti di
rumah dulu. Sehari itu ia bermain bersama anak tiri bapaknya. Ia senang
menemukan teman bermain.
Saat
Kezia lulus SMA, ia memutuskan untuk kuliah di luar negeri. Ia rasa sudah cukup
ia dikekang ibunya selama ini. Selama di luar negeri Kezia tumbuh menjadi
perempuan yang mandiri. Ia juga berubah menjadi wanita cantik dan bebadan seksi
tidak gemuk seperti saat ia masih dirawat ibunya. Ia mencintai seorang pria
yang ia kenal di luar negeri dan sesama orang Indonesia, namanya Darius.
Sekembalinya ia di Indonesia ia menikah dengan Darius. Namun kebahagiaanya
tidak berlangsung lama. Darius menderita penyakit jantung dan akhirnya
meninggal saat usia pernikahan mereka masih terbilang sangat muda. Di akhir
hidup Darius, Darius berpesan kepada Kezia.
“Ada
seorang laki-laki yang akan datang menggantikanku, Sayang,” bisik Darius lembut. “Aku berjanji akan mengirimkannya
untukmu. Seorang laki-laki yang sempurna. Yang disediakan Tuhan untukmu."
Almarhum
suaminya berjanji akan mengirimkan seorang suami pilihan untuk menggantikannya.
Setelah itu ia hidup sendiri lagi. Saat pemakaman ayahnya ia bertemu dengan
anak tiri ayahnya yang dahulu pernah bermain dengannya saat ia kabur dari rumah
ibunya ke rumah ayahnya. Mereka bertemu lagi dan akrab lagi. Tidak disangka
keakraban itu membuat mereka saling mencintai. Namun saudara tirinya tersebut
telah mempunyai istri. Meski akan cerai.
Suatu
malam mereka terjebak oleh suasana indah di Santorini di
Yunani saat mereka berlibur. Mereka tidak bisa menyembunyikan rasa cinta yang
mereka rasakan, hingga akhirnya mereka bercinta. Namun ternyata ia hanya
dianggap adik oleh saudara tirinya. Tidak lebih. Ia kecewa. Ia marah dan
memutuskan untuk tidak menemuinya lagi.
Kezia hamil. Ia tahu itu anaknya dengan
saudara tirinya. Ia membesarkan sendiri anak tersebut. Sampai sutau ketika
anaknya hilang. Ia panik. Namun akhirnya anaknya ditemukan. Ternyata anaknya
diculik oleh perempuan mantan istri saudara tirinya karena kecemburuannya
terhadap Kezia dahulu. Lalu Kezia bertemu kembali dengan saudara tirinya. Ia
mengaku bahwa anak yang ia besarkan adalah buah cintanya bersama saudara tirinya.
Namun ia takut mengaku kepada ibunya. Ia tahu hubungannya dengan saudara
tirinya terlarang, namun ia telah memiliki seorang bayi buah cinta mereka.
Akhirnya ia mengaku kepada ibunya meski
ibunya awalnya melarang namun akhirnya ibunya mengerti. Menjalin hubungan
dengan saudara tiri sendiri adalah hubungan terlarang dan berdosa. Namun mereka
tidak ingin melakukan dosa yang kedua dengan menelantarkan anaknya tanpa
seorang ayah. Akhirnya mereka menikah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar