Judul
Buku : Ayah Pemilik Cinta yang
Terlupakan
Nama
Pengarang : Eidelweis Almira
Tahun
Terbit : 2011
Oleh : Qismatun Nihayah
Dalam buku kumpulan cerpen “Ayah
Pemilik Cinta yang Terlupakan”, mengisahkan beberapa kisah tentang arti sosok
Ayah yang tersembunyi dalam kehidupan anak-anaknya. Eidelweis Almira
mengisahkan tentang kebesaran hati dari sosok Ayah. Tanpa kita sadari,
sebenarnya sosok Ayah sangat berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Terkadang,
kita lebih sopan terhadap Ibu dibanding Ayah atau lebih menuruti perkataan Ibu dibanding perkataan Ayah. Alasannya,
karena pada umumnya sosok Ayah hanya berkehendak sesuka hatinya tanpa
mendengarkan keinginan anaknya, sosok Ayah yang pada umumnya mendidik anaknya
dengan keras, sosok Ayah yang sering di takuti karena mudah marah saat anak
melakukan kesalahan. Justru, sosok Ayah yang sudah disebutkan diatas, adalah
sosok Ayah yang sangat berpengaruh penting terhadap kehidupan kita.
Dalam buku tersebut terdapat banyak
kisah inspiratif yang ditokohi oleh sosok Ayah. Pada judul cerpen pertama pada
buku tersebut menceritakan kisah yang sangat menentuh, yakni berjudul “Titip
Rindu Ayah”. Dalam cerpen tersebut menceritkan seorang Ayah tak akan begitu nampak
cintanya. Ia selalu menyembunyikan cintanya di balik kelembutan Ibu. Rindunya
senantiasa terpendam di balik ketegasannya. Kasihnya akan terlihat setelah ia
tiada. Pesannya akan tersimpan saat kita mengenang kalimat-kalimat pedasnya
untuk kita, anak yang selalu ingin dijaga dan diayominya. Sayangnya
begitu sejati di balik kekerasannya, mendidik, menjadikan anak-anaknya manusia
yang bisa berarti, berguna.
Dalam salah satu cerpennya, Eidelweis
Almira menceritakan bahwa sosok Ayah selalu bijak dalam memberi pengajaran
kepada anaknya. Kebiasaan sang Ayah yang selalu mengajarkan dan menjelaskan
kepada anaknya tentang kehidupan yang baik. Hal ini dituliskan oleh Eidelweis
Almira cerpennya yang berjudul “Ayah, Aku Sudah Capek”
“Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran
dalam berbuat baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam
kebaikan agar kita mendapatkan kemenangan.” (Almira, 2011:82)
Sang Ayah mengajarkan kepada anaknya
bahwa kesabaran adalah jalan untuk mencapai keberhasilan. Dalam cerpen tersebut
seorang Ayah juga mengajarkan kepada anaknya untuk hidup mandiri. Bukan karena
Ayah tak mau lagi membantunya, tapi agar kelak anak tersebut dapat menjalani
hidup dengan mandiri jika orang tua tak dapat lagi mendampinginya. Di situ
diceritakan sang Ayah mengajarkan mandiri kepada anaknya agar anaknya mampu
bertahan saat sang Ayah tak lagi bisa mendampinginya.
“Aku tahu, oleh karena itu ada Ayah yang menggenggam
tanganmu agar kau tetap kuat, begitu pula hidup, ada Ayah dan Ibu yang selalu
berada di sampingmu agara saat kau jatuh kami bisa mengangkatmu, tapi ingatlah
anakku, Ayah dan Ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu
saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan
hidupmu pada orang lain”. (Almira, 2011:83)
Dalam buku tersebut Eidelweis Almira
juga menceritakan kisah yang sangat menyentuh dari seorang Ayah. Ia
menceritakan cara mendidik seorang Ayah kepada anaknya dengan menghukum dirinya
sendiri atas kesalahan anaknya, karena dia merasa kurang dan salah dalam
mendidik anaknya. Si anak berbohong kepada ayahnya, dan sang ayah mengetahui
kebohongan itu. Lalu sang Ayah merasa dirinya sudah salah mendidik si anak,
bukannya sang ayah menghukum anaknya, tapi sang ayah menghukum dirinya sendiri
karena kesalahan anaknya.
Tapi pengorbanan seorang Ayah yang
begitu besar terkadang tidak dihargai oleh anaknya. Padahal Ayah rela menderita
asalkan anaknya bahagia. Sang Ayah hanya terdiam padahal ia merasa sangat
kesakitan. Ia lakukan itu semua hanya untuk kebahagiaan seorang anak. Sosok
Ayah yang tidak ingin membagi penderitaan kepada anaknya, karena itu sang Ayah
mengajarkan kehidupan yang keras untuk anaknya agar anaknya selalu kuat dalam
menjalani hidup. Semua Ayah di dunia ini pasti mempunyai alasan terbaik
disetiap perlakuannya terhadap anak-anaknya, semata-mata hanya untuk mendidik
anaknya agar dapat melalui hidup ini dengan sukses.
“Sosok seorang Ayah sering terlupakan
perannya dibalik perhatian Ibu. Ayah tetaplah pelindung utama anak-anaknya”.
Kalimat tersebut adalah salah satu dari beberapa kalimat mutiara tentang sosok
Ayah yang tersurat dalam kumpulan cerpen “Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan”
oleh Eidelweis Almira. Eidelweis Amira mengemas kumpulan cerita pendek tersebut
dengan menarik, sehingga mampu menyampaikan pesan atas rasa kasih seorang Ayah
kepada anaknya. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita pendek
dalma buku tersebut. Juga memberikan pengajaran kepada kita jangan sekali-kali
mengabaikan pengorbanan Ayah. Sesungguhnya dibalik didikan kerasnya dari
seorang Ayah, seorang Ayah hanya menginginkan kebahagian untuk anak-anaknya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar