Minggu, 11 Januari 2015

Ulasan Kumpulan Cerpen "Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan"



Judul Buku          : Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan
Nama Pengarang   : Eidelweis Almira
Tahun Terbit        : 2011
Oleh                  : Qismatun Nihayah

         
Dalam buku kumpulan cerpen “Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan”, mengisahkan beberapa kisah tentang arti sosok Ayah yang tersembunyi dalam kehidupan anak-anaknya. Eidelweis Almira mengisahkan tentang kebesaran hati dari sosok Ayah. Tanpa kita sadari, sebenarnya sosok Ayah sangat berpengaruh besar dalam kehidupan kita. Terkadang, kita lebih sopan terhadap Ibu dibanding Ayah atau lebih menuruti perkataan  Ibu dibanding perkataan Ayah. Alasannya, karena pada umumnya sosok Ayah hanya berkehendak sesuka hatinya tanpa mendengarkan keinginan anaknya, sosok Ayah yang pada umumnya mendidik anaknya dengan keras, sosok Ayah yang sering di takuti karena mudah marah saat anak melakukan kesalahan. Justru, sosok Ayah yang sudah disebutkan diatas, adalah sosok Ayah yang sangat berpengaruh penting terhadap kehidupan kita.
Dalam buku tersebut terdapat banyak kisah inspiratif yang ditokohi oleh sosok Ayah. Pada judul cerpen pertama pada buku tersebut menceritakan kisah yang sangat menentuh, yakni berjudul “Titip Rindu Ayah”. Dalam cerpen tersebut menceritkan seorang Ayah tak akan begitu nampak cintanya. Ia selalu menyembunyikan cintanya di balik kelembutan Ibu. Rindunya senantiasa terpendam di balik ketegasannya. Kasihnya akan terlihat setelah ia tiada. Pesannya akan tersimpan saat kita mengenang kalimat-kalimat pedasnya untuk kita, anak yang selalu ingin dijaga dan diayominya. Sayangnya begitu sejati di balik kekerasannya, mendidik, menjadikan anak-anaknya manusia yang bisa berarti, berguna.

Dalam salah satu cerpennya, Eidelweis Almira menceritakan bahwa sosok Ayah selalu bijak dalam memberi pengajaran kepada anaknya. Kebiasaan sang Ayah yang selalu mengajarkan dan menjelaskan kepada anaknya tentang kehidupan yang baik. Hal ini dituliskan oleh Eidelweis Almira cerpennya yang berjudul “Ayah, Aku Sudah Capek”
“Anakku, butuh kesabaran dalam belajar, butuh kesabaran dalam berbuat baik, butuh kesabaran dalam kejujuran, butuh kesabaran dalam kebaikan agar kita mendapatkan kemenangan.” (Almira, 2011:82)

Sang Ayah mengajarkan kepada anaknya bahwa kesabaran adalah jalan untuk mencapai keberhasilan. Dalam cerpen tersebut seorang Ayah juga mengajarkan kepada anaknya untuk hidup mandiri. Bukan karena Ayah tak mau lagi membantunya, tapi agar kelak anak tersebut dapat menjalani hidup dengan mandiri jika orang tua tak dapat lagi mendampinginya. Di situ diceritakan sang Ayah mengajarkan mandiri kepada anaknya agar anaknya mampu bertahan saat sang Ayah tak lagi bisa mendampinginya.
“Aku tahu, oleh karena itu ada Ayah yang menggenggam tanganmu agar kau tetap kuat, begitu pula hidup, ada Ayah dan Ibu yang selalu berada di sampingmu agara saat kau jatuh kami bisa mengangkatmu, tapi ingatlah anakku, Ayah dan Ibu tidak selamanya bisa mengangkatmu saat kau jatuh, suatu saat nanti, kau harus bisa berdiri sendiri. Maka jangan pernah kau gantungkan hidupmu pada orang lain”. (Almira, 2011:83)

Dalam buku tersebut Eidelweis Almira juga menceritakan kisah yang sangat menyentuh dari seorang Ayah. Ia menceritakan cara mendidik seorang Ayah kepada anaknya dengan menghukum dirinya sendiri atas kesalahan anaknya, karena dia merasa kurang dan salah dalam mendidik anaknya. Si anak berbohong kepada ayahnya, dan sang ayah mengetahui kebohongan itu. Lalu sang Ayah merasa dirinya sudah salah mendidik si anak, bukannya sang ayah menghukum anaknya, tapi sang ayah menghukum dirinya sendiri karena kesalahan anaknya.
Tapi pengorbanan seorang Ayah yang begitu besar terkadang tidak dihargai oleh anaknya. Padahal Ayah rela menderita asalkan anaknya bahagia. Sang Ayah hanya terdiam padahal ia merasa sangat kesakitan. Ia lakukan itu semua hanya untuk kebahagiaan seorang anak. Sosok Ayah yang tidak ingin membagi penderitaan kepada anaknya, karena itu sang Ayah mengajarkan kehidupan yang keras untuk anaknya agar anaknya selalu kuat dalam menjalani hidup. Semua Ayah di dunia ini pasti mempunyai alasan terbaik disetiap perlakuannya terhadap anak-anaknya, semata-mata hanya untuk mendidik anaknya agar dapat melalui hidup ini dengan sukses.
“Sosok seorang Ayah sering terlupakan perannya dibalik perhatian Ibu. Ayah tetaplah pelindung utama anak-anaknya”. Kalimat tersebut adalah salah satu dari beberapa kalimat mutiara tentang sosok Ayah yang tersurat dalam kumpulan cerpen “Ayah Pemilik Cinta yang Terlupakan” oleh Eidelweis Almira. Eidelweis Amira mengemas kumpulan cerita pendek tersebut dengan menarik, sehingga mampu menyampaikan pesan atas rasa kasih seorang Ayah kepada anaknya. Banyak pelajaran yang dapat diambil dari cerita-cerita pendek dalma buku tersebut. Juga memberikan pengajaran kepada kita jangan sekali-kali mengabaikan pengorbanan Ayah. Sesungguhnya dibalik didikan kerasnya dari seorang Ayah, seorang Ayah hanya menginginkan kebahagian untuk anak-anaknya.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar